Sudah sekitar satu bulan yang lalu, hampir Sebagian dari mahasiwa UNS terbuat panik akan adanya wabah yang sudah tak asing didengar. Hampir dari seluruh aktivitas manusia kali ini di restart Kembali, memulai dari awal, dan ada yang sampai membanting kemudinya, menyesuaikan kondisi yang sebisa mungkin kita masih bisa dilakukan. Tak jauh dari profesi yang sebisa mungkin tidak menjadi terburuk dalam keadaan ini, karena sudah sangat banyak dampak yang harus kita ketahui seperti penghasilan yang diBuang, Tak laku, PHK, Penyalahgunaan Pembahasan, dsb
Mereka berusaha semampu mereka, Berjuang mendapat kebahagiaan dalam kondisi apapun, dan pesan mereka sama, “Moga cepet kelar yo le”.
Apalah daya kita sebagai seorang Perantauan, Kalau kata orang mereka adalah orang yang mencari penghidupan diNegeri lain, saya belajar dari kisah R.M Tirto Adhi S, menjadi perantauan dari negeri jauh, jatuh bangun menjadi tokoh yang dapat mengispirasi siapapun yang tak mengenal rumah. Awal Ramadhan kali ini, Sengaja ku tetap mentap di solo dan boyolali, menghirup udara yang ndak tau hingga kapan detak jantung ini berakhir, dan juga sekedar mencari momentum menikmati kondisi karena aku percaya hadirnya saya disini bisa menjadi salah satu rezeki bagi penjual makanan yang masih terus berjuang di Ngoresan, mereka juga bertanya. “Mas kapan mlebet Kuliah e to?”, satu kalimat kode dari penjual yang merindukan pembelinya, dan juga rindu akan keramaian yang ada. Bagaimana Dengan mu?
Mereka berusaha semampu mereka, Berjuang mendapat kebahagiaan dalam kondisi apapun, dan pesan mereka sama, “Moga cepet kelar yo le”.
Apalah daya kita sebagai seorang Perantauan, Kalau kata orang mereka adalah orang yang mencari penghidupan diNegeri lain, saya belajar dari kisah R.M Tirto Adhi S, menjadi perantauan dari negeri jauh, jatuh bangun menjadi tokoh yang dapat mengispirasi siapapun yang tak mengenal rumah. Awal Ramadhan kali ini, Sengaja ku tetap mentap di solo dan boyolali, menghirup udara yang ndak tau hingga kapan detak jantung ini berakhir, dan juga sekedar mencari momentum menikmati kondisi karena aku percaya hadirnya saya disini bisa menjadi salah satu rezeki bagi penjual makanan yang masih terus berjuang di Ngoresan, mereka juga bertanya. “Mas kapan mlebet Kuliah e to?”, satu kalimat kode dari penjual yang merindukan pembelinya, dan juga rindu akan keramaian yang ada. Bagaimana Dengan mu?
Komentar
Posting Komentar