Langsung ke konten utama

Ngoresan merindukanmu!

Sudah sekitar satu bulan yang lalu, hampir Sebagian dari mahasiwa UNS terbuat panik akan adanya wabah yang sudah tak asing didengar. Hampir dari seluruh aktivitas manusia kali ini di restart Kembali, memulai dari awal, dan ada yang sampai membanting kemudinya, menyesuaikan kondisi yang sebisa mungkin kita masih bisa dilakukan. Tak jauh dari profesi yang sebisa mungkin tidak menjadi terburuk dalam keadaan ini, karena sudah sangat banyak dampak yang harus kita ketahui seperti penghasilan yang diBuang, Tak laku, PHK, Penyalahgunaan Pembahasan, dsb

Mereka berusaha semampu mereka, Berjuang mendapat kebahagiaan dalam kondisi apapun, dan pesan mereka sama, “Moga cepet kelar yo le”.

Apalah daya kita sebagai seorang Perantauan, Kalau kata orang mereka adalah orang yang mencari penghidupan diNegeri lain, saya belajar dari kisah R.M Tirto Adhi S, menjadi perantauan dari negeri jauh, jatuh bangun menjadi tokoh yang dapat mengispirasi siapapun yang tak mengenal rumah. Awal Ramadhan kali ini, Sengaja ku tetap mentap di solo dan boyolali, menghirup udara yang ndak tau hingga kapan detak jantung ini berakhir, dan juga sekedar mencari momentum menikmati kondisi karena aku percaya hadirnya saya disini bisa menjadi salah satu rezeki bagi penjual makanan yang masih terus berjuang di Ngoresan, mereka juga bertanya. “Mas kapan mlebet Kuliah e to?”, satu kalimat kode dari penjual yang merindukan pembelinya, dan juga rindu akan keramaian yang ada. Bagaimana Dengan mu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Pemuda Kota bermindset Desa

Masih pada zaman yang sama dikisahkan ada dua orang pemuda, dimana mereka dikenal dengan perbedaan watak maupun cita citanya, salah satunya ia adalah pemuda yang bangga akan desa nya hingga bercita cita akan membangun desanya yang tak kalah dengan perkembangan informasi maupun ke canggihan yang ada di perkotaan, sampai saat ini pemuda satunya pun menempuh di sekolah yang sama sama jauh dari kampung halaman nya, namun ia memiliki kesamaan pula yang bermula di desa yang sama. Sesampainya mereka menuntut ilmu mereka bercita cita suatu perubahan. . Mereka terus belajar hingga pada akhirnya di waktu kelulusannya, mereka hanya dapat memilih, akan pulang kedesanya memberi kan ilmu yang sudah dipelajari dari sekolahnya atau ia akan menetap di kota tersebut dengan kententuan akan terus belajar dan karena dengan ketetapan tersebut dengan kondisi yang strategis, ia pun juga memudahkan akses dan yang lain sebagainya. . Mereka akhirnya berunding dari dua arah, merundingkan secara poin positif maupu...