Langsung ke konten utama

Penikmat Gratisan!

Suara dari timur sana terdengar sangat jelas, lima menit kemudian disusul suara dari arah selatan, kami pun memutuskan untuk segera mencari posisi yang cocok, karena jika tidak pasti akan sangat telat dengan momentum itu, “jaall, Ijaall, cepatt kesini!” ujar Faton. “kenapa Faton? santai laah dikit, tak Nampak kah? Langit masih berwarna oranye nah, masih cukup waktunyaa”. Layak seperti biasa sifat pembawaan Faton, tenang namun nyebelin, sudah sering aku terlambat karena sifatnya itu, tapi ya sudah lah hanya dia sahabat yang aku percaya.

Sudah dua tahun ini kami menempuh perjalanan didunia kampus Bersama, dari awal nyari kakak Coas yang cantik cantik hingga pada kali ini, Bulan Ramadhan kita sama sama masih lockdown di kosan, entah sudah berapa lama kita berbuat tanpa rencana ini, namun ujung ujungnya belajar dari pengalaman adalah solusi yang dapat kita ambil Bersama. “kamu memang tak belajar dari pengalaman Faton, jarum Panjang sudah membuat sudut lancip ini! Sudah lah kau tu Bagai pungguk merindukan bulan” Ujar Ijal. “Eits sebentar bos kau tidak tahu kah, ada takjil gratis yang menanti kita, tenang sudah ku daftarkan kau”.
“tak apa lah kita telat berbuka, tapi akan terasa nikmat yang Namanya gratisan wgwg”. .
Soal informasi dia memang ahlinya dari macam pengetahuan, pasti dia lebih dulu tau dari diri ku sendiri, sempat iri dengan kemampuaannya bisa tahu info berita dari mana pun, dari kemarin dia cerita tentang mundurnya staff ahli yang belum tau info jelasnya, kemudian ada salah satu negara yang membuat mata uang digital dalam menyesuaikan kondisi paska pandemi, tentang penangangan pandemi pun dia sampai tau hal simple yang harus diperbuat, dan lain sebagainya.

Tapi memang sudah menjadi kewajiban seseorang untuk menjadi orang suka mbaca, karena maknanya sendiri sudah tidak diragukan Kembali, banyak yang sukses akan membaca, dan juga tak mudah untuk dibohongi, “Ayok diniatkan dulu lur” Ujar faton, “Heh ayok balik keburu abis magrib nya ini!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Pemuda Kota bermindset Desa

Masih pada zaman yang sama dikisahkan ada dua orang pemuda, dimana mereka dikenal dengan perbedaan watak maupun cita citanya, salah satunya ia adalah pemuda yang bangga akan desa nya hingga bercita cita akan membangun desanya yang tak kalah dengan perkembangan informasi maupun ke canggihan yang ada di perkotaan, sampai saat ini pemuda satunya pun menempuh di sekolah yang sama sama jauh dari kampung halaman nya, namun ia memiliki kesamaan pula yang bermula di desa yang sama. Sesampainya mereka menuntut ilmu mereka bercita cita suatu perubahan. . Mereka terus belajar hingga pada akhirnya di waktu kelulusannya, mereka hanya dapat memilih, akan pulang kedesanya memberi kan ilmu yang sudah dipelajari dari sekolahnya atau ia akan menetap di kota tersebut dengan kententuan akan terus belajar dan karena dengan ketetapan tersebut dengan kondisi yang strategis, ia pun juga memudahkan akses dan yang lain sebagainya. . Mereka akhirnya berunding dari dua arah, merundingkan secara poin positif maupu...